1. Penalaran Induktif
Karangan yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian/contoh dan diakhiri kesimpulan umum yang merupakan gagasan utama.
Penalaran induktif dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
• Generalisasi
Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala yang bersifat khusus atau yang sejenis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh:
Besi apabila dipanaskan dalam suhu tertentu akan memuai. Tembaga jika dipanaskan pada suhu tertentu juga memuai. Emas dan perak pun jika dipanaskan akan memuai. Jadi, semua logam jika dipanaskan pada suhu tertentu akan memuai.
• Analogi
Proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan suatu objek sampai kesimpulan yang berlaku umum.
Contoh:
Anina adalah guru bahasa Indonesia SMA Kasih 2, lulusan Universitas Negeri Semarang. Ia seorangguru yang profesional. Siswa-siswinya sangat senang karena apa yang diajarkan selalu dapat dipahami dengan baik. Wajarlah kalau nilai ujian nasional bahasa Indonesia siswa-siswi SMA Kasih 2 selalu baik. Namun, sangat dusayangkan tahun ini Ibu Anina harus pindah tugas karena mengikuti suaminya bekerja di Aceh. Oleh karena itu, Bapak Usman harus mencari guru baru lulusan Universitas Negeri Semarang dengan harapan ia juga guru yang profesional seperti Ibu Anina.
• Sebab akibat
Proses penalaran berdasarkan hubungan sebab akibat atau akibat sebab.
Contoh:
Banjir di Bandung tahun ini disebut para pejabat sebagai yang terburuk dalam puluhan tahun di Bandung Selatan. Banjir ini menggenangi jutaan hektare ladang, termasuk perkebunan tebu. Banyak pohon tebu rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Jadi, sudah dapat dipastikan produksi gula pasir di Bandung akan anjlok tahun ini.
2. Penalaran Deduktif
Proses berpikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai dan diakhiri dengan fakta atau sikap yang berlaku khusus.
Contoh:
Hujan deras dan angin kencang, Selasa (13/10) terjadi di Cicalengka, Jawa Barat. Angin itu menumbangkan sejumlah pohon dan papan reklame. Sebuah gapura penanda batas wilayah Desa Cikuya dan Desa Dungus Maung nyaris ambruk. Ranting pohon tanjung dan mangga di sepanjang jalan tampak berserakan. Bahkan, lampu penerang jalan pun tidak dapat berfungsi dengan baik.
3. Penalaran Deduktif-Induktif
Kalimat topik yang ditempatkan di awal dan di akhir paragraf.
Contoh:
Penyakit kaki gajah oleh cacing filarial. Cacing ini berbentuk silindris, halus seperti benang putih serta berukuran panjang 55-100 mm dan tebal 0,16 mm. Cacing jantan lebih kecil, berukuran 55 mm x 0,09 mm. Larva mikrofaliria sekali keluar jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu berukuran 200-600 mikron. Cacing ini diisap oleh nyamuk dan dipindahkan ke tubuh manusia melalui gigitannya. Kegiatan cacing mini ini menyebabkan kaki dan tangan penderitanya berubah berukuran besar atau yang disebut penyakit kaki gajah.
Pikiran utama : Penyebab penyakit kaki gajah.
Pikiran penjelas : 1. Ukuran cacing filarial
2. Ukuran cacing janatn (filarial).
3. Jumlah larva mikrofilaria sekali ke luar.
4. Nyamuk memindahkan cacing filaria ke tubuh manusia.
Pikiran utama : Kegiatan cacing mini menyebabkan penyakit kaki gajah.
4. Penalaran Induktif-Deduktif
Paragraf yang diawali dan diakhiri dengan kalimat penjelas sedangkan kalimat utamanya terletak di tengah paragraf.
Contoh:
(1) Pasar Ujung Berung setiap hari dibanjiri pembeli. (2) Sejak pukul 02.30 dini hari pasar ini sudah mulai ramai. (3) Boleh dikatakan, pasir yang menjual aneka buah dan sayur mayur itu tak pernah sepi. (4) Para pembeli silih berganti dari penjuru Bandung. (5) Bahkan ada yang datang dari luar Bandung.
Pikiran penjelas : (1) Pasar Ujung Berung setiap hari dibanjiri pembeli.
(2) Pukul 02.30 dini hari pasar ini sudah mulai ramai.
Pikiran utama : (3) Pasar Ujung Berung tak pernah sepi.
Pikiran penjelas : (4) Para pembeli silih berganti dari penjuru Bandung.
(5) Bahkan ada yang datang dari luar Bandung.
Sumber: SPM Bahasa Indonesia SMK dan MAK Siap Tuntas Menghadapi Ujian Nasional, PENERBIT ERLANGGA(dengan perubahan)
0 Saran:
Posting Komentar