7 PUISI PILIHAN


1.      SAJAK WIDURI UNTUK JOKI TOBING
Debu mengepul mengolah wajah tukang-tukang parkir
Kemarahan mengendon di dalam kalbu purba
Orang-orang miskin menentang kemeleratan
Wahai, Joki Tobing, kuseru kamu karena wajahmu muncul dalam mimpiku
Wahai, Joki Tobing, kuseru kamu karena terlibat aku di dalam napasmu

Dari bis kota ke bis kota kamu memburuku
Kita duduk bersandingan menyaksikan hidup yang kumal
Dan perlahan tersirap darah kita, melihat sekuntum bunga telah mekar dari puing masa yang putus asa
                                                                              WS Rendra


2.   SAJAK JOKI TOBING UNTUK WIDURI
      Dengan latar belakang gubug-gubug karton, aku terkenang akan wajahmu
Di atas debu kemiskinan, aku berdiri menghadapmu
Usaplah wajahku, Widuri
Mimpi remajaku gugur di atas padang pengangguran
Ciliwung keruh, wajah-wajah nelayan keruh, lalu muncullah rambutmu yang berkibaran
Kemiskinan dan kelaparan, membangkitkan keangkuhanku
Wajah indah dan rambutmu menjadi pelangi di cakrawala
WS Rendra


3.   GAJAH DAN SEMUT
Tujuh gajah cemas
Meniti jembut serambut
Tujuh semut turun gunung
Terkekeh-kekeh perjalanan kalbu
Sutardji Calzoum Bachri

4.   PADA SUATU HARI NANTI
Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri

Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi diantara larik-larik ini
Kau akan tetap kusiasati


Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari
  Sapardi Djoko Damono

5.   SAJAK KECIL TENTANG CINTA
Mencintai angin harus menjadi suit
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala harus menebas jarak
Mencintai-Mu harus menjadi aku
  Sapardi Djoko Damono

6.   HATIKU SELEMBAR DAUN
Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput
Nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini
Ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput
Sesaat adalah abadi sebelum kau sapu tamanmu setiap pagi
  Sapardi Djoko Damono

7.  CINTAKU JAUH DI PULAU
Cintaku jauh di pulau
Gadis manis sekarang sendiri

Perahu melancar, bulan memancar
Di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
Angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak ‘kan sampai padanya

Di air yang tenang, di angina mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata: “Tujukan perahu ke pangkuanku saja”

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuhi
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau, kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri
Chairil Anwar



Sumber: Naskah Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2010/2011

 

0 Saran: